Rabu, 28 Oktober 2015

SENSASI DAN PERSEPSI

  1. SENSASI
    • Pengertian Sensasi
Sensasi (sensation)  berasal dari bahasa latin : sensatus, yang artinya dianugerahi dengan indra, atau intelek. Atau Sensasi berasal dari kata “sense” yang artinya alat pengindraan, yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Sensasi merupakan tahap pertama stimuli mengenai indra kita. Sensasi adalah proses manusia dalam menerima informasi sensoris (energi fisik dari lingkungan) melalui penginderaan dan menerjemahkan informasi tersebut menjadi sinyal-sinyal neural yang bermakna. Proses penginderaan itu melalui rangsang dari inderawi. Sensasi pada dasarnya merupakan tahap awal dalam penerimaan informasi dari lingkungan luar.
Benyamin B. Wolman (1973, dalam rakhmat, 1994) menyebutkan sensasi sebagai “pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indra.
Menurut Dennis Coon, “Sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal. Simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera.”
Apa pun definisi sensasi, fungsi alat indra dalam menerima informasi dari lingkungan sangat penting. Melalui alat indra, manusia dapat memahami kualitas fisik lingkungannya. Lebih dari itu, melalui alat indralah, manusia memperoleh pengetahuan dan semua kemapuan untuk berinteraksi dengan dunianya. Tanpa alat indra, manusia sama, bahkan mungkin rendah lebih dari rumput-rumputan, karena rumput dapat juga mengindra cahaya dan humiditas  ( Lefrancois, 1974, dalam rahmat, 1994 ).    
Jadi, sensasi merupakan penerimaan stimulus (rangsangan) melalui indera, dan sensasi lebih cenderung hubungannya dengan perasaan. Dan alat penginderaan itulah yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Sensasi itu sebagai proses atau pengalaman elementer yang timbul apabila satu perangsang merangsang satu reseptor atau proses merasakan.

  • Jenis – Jenis Sensasi
Sensasi berasal dari kata “sense” yang artinya penginderaan. Alat indera adalah organ yang berfungsi untuk menerima jenis rangsangan tertentu. semua organisme memiliki reseptor sebagai alat penerima informasi. Informasi tersebut dapat berasal dari luar dan dari dalam dirinya. Alat indera yang kita kenal ada 5 macam , yaitu indera penglihatan, indera pendengaran, peraba, pengecap, dan pembau.
  • Indera penglihatan (mata)
Penglihatan merupakan alat indera yang melalui mata sebagai penerima rangsangannya. Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap. Dalam proses penglihatan, kita membutuhkan cahaya untuk menerjemahkan hasil penglihatan. Cahaya adalah satu bagian kecil dari bentuk energi yang kita ketahui sebagai radiasi elektromagnetik. energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat mata. Cahaya dapat di lihat melalui mata. Dari mata, lanjut ke medan receptive kemudian melewati jalur visual dan akhirnya ke visual cortex. Dalam penyerapan informasi melalui mata, ada beberapa jenis warna yang menjadi deskripsi dalam menyerap informasi. Yang pertama adalah warna primer, yaitu warna yang mendasar seperti warna merah, hijau, dan biru. Selanjutnya adalah warna sekunder, yaitu gabungan dari warna primer yang lebih terangseperti kuning cyan dan magenta. Ada juga warna tersier, yaitu gabungan dari kedua warna primer dan warna sekunder seperti warna orange, rass berry, ungu, dan lain-lain. Adapun gangguan pada penglihatan seperti dari etiologi, genetic, kerusakan mata dan otak. Ada dua tipe ketidak mampuan penglihatan yaitu Total color blindness, tidak dapat membedakan semua warna. Dan Partial color blindness, disini masih dibagi dalam dua tipe yaitu tidak dapat membedakan warna biru-kuning dan merah-hijau.


  • Bagaimana mata dapat bekerja?
Mata kita ini bisa melihat sebuah benda jika ada cahaya yang dipantulkan oleh  benda itu. Pantulan cahaya dari benda itu akan diterima oleh kornea. Lalu, diteruskan ke lensa mata kita melalui pupil. Nah, pada mata yang normal, lensa mata kita akan memfokuskan bayangan benda supaya jatuh tepat pada bintik kuning. Kemudian, sel-sel reseptor akan meneruskan rangsangan cahaya tadi ke pusat syaraf penglihatan kita di otak.
Keterangan :
Kornea
Merupakan bagian terluar dari bola mata kita yang tugasnya menerima cahaya dari sumber cahaya. Korena mata itu terletak di bagian paling depan. Tidak berwarna atau bening. Padahal seolah-olah, warna yang kita lihat adalah hitam, cokelat, biru, dan sebagainya. Itu sebenarnya, bukan warna kornea, tapi itu adalah warna iris yang letaknya ada di belakang kornea yang tembus karena kebeningan kornea mata kita.
Pupil
Pupil disebut juga anak mata. Ia adalah pembukaan di tengah mata. Kalau cahaya masuk ke mata kita, pasti melalui pupil. Lalu cahaya itu diteruskan melalui lensa yang memusatkan bayangan ke retina. Asal kamu tahu saja, ukuran pupil itu dikendalikan oleh otot. Kalau mata kita sedikit menangkap cahaya, maka pupil akan membesar. Kalau cahayanya semakin terang, pupil akan mengecil.
Retina
Retina adalah bagian mata yang paling peka terhadap cahaya, khususnya bagian retina yang disebut bintik kuning.
  • Buta Warna
Buta Warna adalah suatu kelainan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut mata untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu akibat faktor genetis. Buta warna juga sering disebut gangguan persepsi warna. Penderita buta warna kesulitan membedakan nuansa warna atau buta terhadap warna tertentu. 
Retina mata memiliki hampir tujuh juta sel fotoreseptor yang terdiri dari dua jenis sel– sel batang dan sel kerucut– yang terkonsentrasi di bagian tengahnya yang disebut makula. Sel batang sangat sensitif terhadap cahaya, dan dapat menangkap cahaya yang lemah seperti cahaya dari bintang di malam hari, tetapi sel itu tidak dapat membedakan warna. Berkat sel batang kita dapat melihat hal-hal di sekitar kita di malam hari, tetapi hanya dalam nuansa hitam, abu-abu, dan putih. Sel kerucut dapat melihat detail obyek lebih rinci dan membedakan warna tetapi hanya bereaksi terhadap cahaya terang. Kedua jenis sel tersebut berfungsi saling melengkapi sehingga kita bisa memiliki penglihatan yang tajam, rinci, dan beraneka warna. Buta warna juga dapat terjadi karena adanya kelainan genetik.
Buta warna sendiri dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis yaitu trikromasi, dikromasi dan monokromasi. Buta warna jenis trikomasi adalah perubahan sensitifitas warna dari satu jenis ataulebih sel kerucut.
 Tiga macam trikomasi yaitu:
  • Protanomaliyang merupakan kelemahan warna merah,
  • Deuteromaliyaitu kelemahan warna hijau,
  • Tritanomali (low blue)yaitu kelemahan warna biru.
Dikromasi merupakan tidak adanya satu dari 3 jenis sel kerucut, tediri dari:
  • Protanopia yaitu tidak adanya sel kerucut warna merah sehingga kecerahan warna merahdan perpaduannya berkurang,
  • Deuteranopia yaitu tidak adanya sel kerujut yang peka terhadap hijau, dan
  • Tritanopia untuk warna biru.
Monokromasi ditandai dengan hilangnya atau berkurangnya semua penglihatan warna, sehingga yang terlihat hanya putih dan hitam pada jenis typical dan sedikt warna pada jenis atypical. Jenis buta warna ini prevalensinya sangat jarang.




  • Indera pendengaran (telinga)
Pendengaran merupakan alat indera yang melalui telinga sebagai alat bantunya. Telinga merupakan indera pendengar dan alat keseimbangan. Telinga terdiri dari tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan rongga telingga dalam. Telinga berfungsi untuk mendengar suara-suara yang ada disekitar kita.
Suara adalah gelombang mekanis yang merupakan osilasi tekanan ditularkan melalui, gas padat cair, atau, terdiri dari frekuensi dalam kisaran pendengaran dan dari tingkat cukup kuat untuk didengarkan. Warna suara menunjukkan sumber bunyi. Kemampuan manusia membedakan warna suara sangat memperkaya pengalamannya. Ada pula yang disebut hearing persepsion diantaranya: Plasticity yaitu area cortex pendengaran dipengaruhi oleh penggunaan. Semakin sering penggunaan à semakin banyak jaringan neuron, ex: Musisi memiliki area pemrosesan auditory yang lebih besar daripada orang kebanyakan. Auditory fatique yaitu kehilangan kemampuan auditory sementara karena eksposure auditoris kuat yang konstan/lama à neuron auditoris overworked dan istirahat (refractory). Threshold shift yaitu berkurangnya sensitivitas terhadap stimulus auditoris yang bersifat sementara atau permanen à hearing problems. Dan yang terakhir adalah Auditory problems.
  • Bagaimana proses mendengarkan suara?
 Proses mendengar dimulai dengan adanya gelombang bunyi yang masuk melalui liang telinga, dan seterusnya menggetarkan membrane timpani. Getaran ini akan diteruskan  kedalam telinga tengah melalui tulang – tulang pendengaran. Selanjutnya getaran diteruskan kedalam telinga dalam melalui selaput jendela oval dan menggetarkan cairan perilimfe yang terdapat didalam skala vesstibuli.
  • Sebagai Organ Keseimbangan
Selain bagian pendengaran, bagian telinga juga terdapat reseptor perangsang keseimbangan atau equilibrium. Indra keseimbangan ini terdapat didalam Canalis semicircularis. Di dalam ductus itu terdapat endolymphe. Pada tiap-tiap pangkal canalis semicurlaris itu membesar dan merupakan sebuah pentolan yang disebut ampula membranaceus. Di dalam ampula membranaceus inilah terdapat indera keseimbangan yang terdiri dari serangkaian sel-sel berambut. Indera keseimbangan ini mengatur keseimbangan kita ke muka dan ke belakang, ke kiri dan ke kanan.

  • Indera peraba (kulit)
Peraba, indera ini melalui kulit sebagai penerimanya. Kulit yang paling peka adalah ujung jari dan bibir. Kulit memiliki dua lapisan yaitu lapsan epidermis dan lapisan dermis. Di kulit rangsangan perabanya adalah tekanan, suhu,sakit atau nyeri, dan gerakan. Kulit merupakan sensati terhadap suatu lingkungan.
Kulit adalah bagian paling luar dari jaringan tubuh kita lapisan terluar tubuh manusia. Kulit membungkus tubuh kita. Pada saat kulit terkelupas, rasa perih   menyengat. Hal itu menunjukkan betapa kulit, selain membungkus tubuh, juga memberikan perlindungan bagi jaringan jaringan di bawahnya. Pada kulit terdapat ujung-ujung saraf sensorik sebagai reseptor khusus untuk sentuhan tekanan, temperature serta rasa sakit. Sebagian besar reseptor terletak pada lapisan dermis dan ada juga yang terletak pada lapisan epidermis. Kepekaan peraba pada manusia sangat besar, terutama di ujung jari dan bibir.
            Kulit memiliki fungsi sebagai berikut :
  1. Monoreseptor, yang berkaitan dengan indera peraba, tekanan gerakan, kinestesi.
  2. Thermoreseptor, berada di bawah kulit, berkaitan dengan penginderaan yang mendeteksi panas dan dingin.
  3. Reseptor nyeri, berkaitan dengan mekanisme proyektif bagi kulit.
  4. Kemoreseptor, yang mendeteksi rasa asam basah dan garam.

  • indera penciuman  (hidung)
Hidung merupakan alat indera manusia yang menanggapi rangsang berupa bau atau zat kimiayang berupa gas.di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf pembau yang dilengkapi dengan sel-sel pembau. Setiap sel pembau mempunyai rambut-rambut halus (silia olfaktori) di ujungnya dandiliputi oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembab rongga hidung. Epithellium olfactorypada bagian meial rongga hidung memiliki fungsi dalam penerimaan sensasi bau. Penciuman: penciuman merupakan alat penginderaan melalui hidung yang kemudian diterima oleh reseptor dan dilanjutkan ke otak. Ada enam bau utama yang mudah diterima oleh alat indera yaitu, bau rempah: cengkeh, bau harum: vanili, bau eteris: jeruk, eter, sereh, bau damar: terpentin, bau busuk: telur busuk.
  • Cara kerja alat penciuman pada manusia
Indera penciuman mendeteksi adanya molekul-molekul diudara. Di dalam rongga hidung terdapat olfactory epithelium yang sangat sensitif terhadap molekul-molekul bau, karena pada organ ini ada organ yang berperan sebagai pendeteksi bau(smell receptors). Reseptor ini jumlahnya sekitar 10 juta. Ketika partikel bau tertangkap oleh reseptor, sinyal akan di kirim ke olfactory melalui saraf olfactory. Bagian inilah yang mengirim sinyal keotak dan kemudian diproses oleh otak bau apakah yang telah tercium oleh hidung kita, apakah itu harumnya bau sate padang atau menyengatnya bau selokan.


5 . Indera pengecap (lidah)
Perasa yaitu penginderaan melalui lidah. Lidah merupakan reseptor yang banyak memiliki stuktur tunas pengecap. Lidah mempunyai reseptor khusus yang berhubungan rangsangan kimia. Lidah merupakan organ yanh tersusun dari otot. Lidah kita dapat merasakan berbagai macam rasa diantaranya ,yaitu rasa manis , asin, asam dan pahit.
Kepekaan pada rasa pahit yang paling peka yang dapat diterima oleh indera perasa. Indera perasa berhubungan dengan indera penciuman, misalnya jika kita sedang sakit flu, maka semua rasa akan terasa hambar. Ada juga beberapa faktor yang mempengaruhi perasa yaitu, genetik, usia, dan kultur.
Lidah dalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal sebagai indera engecap yang banyak memiliki struktur unas pengecap. Lidah juga turut membantu dalam tindakan bicara. Juga membantu membolak balik makanan dalam mulut.
  • Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Sensasi
Bagian penting dari teori deteksi sinyal yang berpengaruh besar terhadap psikologi adalah implikasinya dalam pembelajaran ambang penginderaan.  Berdasarkan teori tersebut disimpulkan bahwa ambang penginderaa bukan hanya kekuatan sinyal. Faktor-faktor yang mempengaruhi ambang penginderaan adalah :
(a) kekuatan sinyal;
(b) sifat-sifat tugas/pekerjaan;
(c) harapan individu;
(d) konsekuensi-konsekuensi berupa penghargaan atau hukuman;
(e) norma/standar/ukuran yang dikenakan individu.
Pengetahuan tentang factor-faktor yang mempengaruhi ambang penginderaan manusia di atas memungkinkan kita untuk memahami mengapa dan bagaimana individu hanya menerima stimulus/informasi tertentu darin sekian banyak

  • Teori Sensasi
Sensasi (sensation) mengacu pada pendeteksian dini terhadap energi dari dunia fisik. Studi terhadap sensasi umunya berkaitan dengan struktur dan proses mekanisme sensorik. beserta stimulasi yang mempengaruhi mekanisme-mekanisme tersebut.
Deteksi energi fisik yang di hasilkan atau di pantulkan oleh benda-benda fisik, sel-sel tubuh yang melakuakan penderteksi ini, organ inderawi ( mata, telinga, hidung, kulit dan jaringan tubuh ) proses penginderaan menyadarkan kita akan adanya suara, warna, bentuk dan elemen kesadaran yang lain. Tanpa sensasi kita tidak dapat menyentuh dalam arti sesungguhnya dunia nyata.Tapi untuk membuat dunia yang mendera indera kita menjadi sesuatu yang masuk akal.
  • Sensasi Normal
Penerimaan, persepsi dan reaksi adalah 3 komponen setiap pengalaman sensori. Dalam menjalankan fungsinya organ sensori berkaitan erat dengan sistem persyarafan yang berfungsi sebagai reseptor dan penghantar stimulus sehingga tercipta sebuah persepsi yang dapat menimbulkan reaksi dari individu.


  • Sensasi Murni
Sensasi murni jarang terjadi, jika mendengar suara aneh, betapapun asingnya, kita akan segera menghubungkannya dengan suatu bentuknya  yang telah kita lihat sebelumnya.sensasi murni itu terjadi mungkin dalam peristiwa saat rangsangan warna ditunjukkan untuk pertama kali kepada seseorang yang sejak lahirnya buta, tetapi tiba-tiba dapat melihat (Mahmud, 1990:41)

  • Proses Sensasi
Sistem saraf mengubah pesan pesan menjadi kode salah satu kode yaitu kode anatomis. Pertama kali diperkenalkan pada 1826 oleh seorang ahli fisiologi Johannes Muller sebagai doktrin energy syaraf spesifik. Menurut doktrin, berbagai modalitas sensorik yang berbeda muncul karena sinyal yang diterima oleh organ indera merangsang beragam jalan syaraf yang menuju area otak yang beragam pula. Sinyal dari mata menyebabkan impils berjalan sepanjang saraf optik, menuju ke korteks visual.sinyal dari telinga. Sinyal dari telinga menyebabkan impuls berjalan dari saraf auditoris menuju ke korteks auditoris. Gelombang cahaya dan suara menghasilkan sensasi berbeda karena adanya perbedaan anatomi ini.
Sensasi mengacu pada pendeteksian dini terhadap stimuli. Serta Sensasi merupakan  unsur-unsur pengalaman pancaindera yang disebabkan perangsang-perangsang diluar manusia, yaitu cahaya, suara, bau, manis dan sebagainya. Dan hanya sensasi yang mampu kita indralah yang akhirnya diproseskan oleh reseptor dan oleh pemrosesan kognitif tingkat tinggi.Sistem sensorik kita memiliki keterbatasan kemampuan manerima sensasi, sehingga dengan sendirinya pengetahuan kita tentang dunia pun terbatas. Konsep kita mengenai proses perseptual bahwa pendeteksian dan penginterpretasian sinyal-sinyal sensori, di tentukan oleh energi stimulus yang dideteksi oleh sistem-sistem sensorik dan oleh otak dan hasil pemrosesan disimpan dimemori dalam bentuk pengetahuan ( knowledge), yang akan digunakan kelak dalam suatu kejadian nyata.




  1. PERSEPSI
    • Pengertian Persepsi
Manusia sebagai makhluk sosial yang sekaligus juga makhluk individual, maka terdapat perbedaan antara individu yang satu dengan yang lainnya (Wolberg, 1967). Adanya perbedaan inilah yang antara lain menyebabkan mengapa seseorang menyenangi suatu obyek, sedangkan orang lain tidak senang bahkan membenci obyek tersebut. Hal ini sangat tergantung bagaimana individu menanggapi obyek tersebut dengan persepsinya. Pada kenyataannya sebagian besar sikap, tingkah laku dan penyesuaian ditentukan oleh persepsinya.
Secara etimologis, persepsi (perception) berasal dari bahasa Latin perception, yang artinya menerima atau mengambil. Persepsi dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana cara seseorang memandang atau mengartikan sesuatu (Leavitt, 1978). Persepsi itu sendiri adalah sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka dan seringkali didasarkan pada persepsi mereka tentang kenyataan. Dengan kata lain,persepsi itu adalah sebuah respons yang kita berikan akibat dari sensasi yang kita terima dan respons tersebut cenderung berhubungan dengan pengalaman kita. Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. Namun proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Karena itu proses persepsi tidak dapat lepas dari proses penginderaan, dan proses penginderaan merupakan proses pendahulu dari proses persepsi.
Menurut Yusuf (1991:108) menyebut persepsi sebagai “pemaknaan hasil pengamatan”. Bagi Atkinson, persepsi adalah proses saat kita mengorganisasikan dan menafsirkan pola stimulus dalam lingkungan. Menurut Verbeek, persepsi dapat dirumuskan sebagai suatu fungsi yang manusia secara langsung dapat mengenal dunia riil yang fisik. Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti. Mangkunegara (dalam Arindita, 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti atau makna terhadap lingkungan. Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran obyek, penerimaan stimulus (Input), pengorganisasian stimulus, dan penafsiran terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku dan pembentukan sikap. Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam kaitannya dengan lingkungan, yaitu sebagai proses di mana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan mereka.
Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan proses aktif yang memegang peranan, bukan hanya stimulus yang mengenainya tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya, motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus.
Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan gambaran yang berarti.

  • Jenis – Jenis Persepsi
  • Perseption Visual (Persepsi Visual)
Suatu proses melihat dimana pengalaman-pengalaman individu dihubungkan dengan benda yang sedang dilihat. Masalah utama dalam persepsi visual adalah bahwa apa yang orang lihat adalah bukan hanya terjemahan rangsangan retina (yaitu, gambar pada retina). Jadi orang yang tertarik dalam persepsi telah lama berjuang untuk menjelaskan apa visual yang pengolahan lakukan untuk membuat apa yang benar-benar melihat.
  • Ada berbagai cara menyusun stimuli yang dikenal dengan hukum Gestalt, artinya  keseluruhan atau konfigurasi.
  • Ide dasarnya adalah bahwa stimuli dikelompokkan manjadi pola yg paling sederhana yg memiliki arti. Prinsip utamanya adalah :
  1. Wujud dan latar ( Figure and Ground)
Obyek-obyek yang kita amati disekitar kita selalu muncul sebagai wujud (figure) dengan hal lainnya sebagai latar (ground). 
  1. Kedekatan (Proximity)
Hal-hal yang saling berdekatan dalam waktu atau tempat cenderung dianggap atau dipersepsikan sebagai suatu totalitas atau kelompok.
  1. Ketertutupan ( Closure )
Hal-hal yang cenderung menutup akan membentuk kesan totalitas tersendiri.
  1. Kesamaan (Similarity)
Hal-hal yang mirip satu sama lain, cenderung kita persepsikan sebagai suatu kelompok atau suatu totalitas.

  1. Kesinambungan (Continuity)
Orang akan cenderung mengasumsikan pola kontinuitas pada obyek-obyek yang ada.
  • Depth Perception (Persepsi Kedalaman)
Depth Perception adalah kemampuan memersepsi objek secara tiga dimensi, sedangkan gambar yang ada di retina kita berbentuk dua dimensi. Lihatlah sekitar kita. Kita tidak melihat sekitar kita sebagai sesuatu yang datar,tetapi kita melihat sebagian objek lebih jauh dan lebih dekat,bahkan ada objek yang saling tumpang tindih. Pemandangan dan objek yang kita lihat itu memiliki kedalaman. Bagaimana kita melihatnya? Untuk melihatnya kita menggunakan dua macam informasi,yaitu:
  1. Monocular cues (Isyarat monokular)
Monocular cues atau isyarat monokular adalah isyarat kedalaman yang tersedia pada gambar dari satu mata,baik kiri maupun kanan. Isyarat ini sangat kuat dalam situasi normal dan dapat memberikan kesan kedalaman yang sangat kuat.

  1. Binocular cues (Isyarat binocular)
Binocular cues atau isyarat binocular adalah isyarat kedalaman yang bergantung pada kombinasi gambar pada mata kiri dan mata kanan dan cara kedua mata bekerja sama. Gambar yang dihasilkan sedikit berbeda karena kedua mata berada pada posisi yang berbeda. Contoh, cobalah kita mengangkat tangan sekitar 10 inci dari mata kita, secara bergantian tutup mata anda secara bergantian kiri dan kanan,dan biarkan hanya ada satu mata saja yang terbuka, gambar tangan kita akan terlihat bergerak maju mundur karena gambar mata kita berada pada tempat yang sedikit berbeda pada retina kiri dan kanan.

  • Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi persepsi diantaranya :
  1. Ketersediaan informasi sebelumnya
Ketiadaan informasi ketika seseorang menerima stimulus yang baru bagi dirinya akan menyebabkan kekacauan dalam mempersepsi. Oleh karena itu, dalam bidang pendidikan misalnya, ada materi pelajaran yang harus terlebih dahulu disampaikan sebelum materi tertentu. Seseorang yang datang di tengah-tengah diskusi, mungkin akan menangkap hal yang tidak tepat, lebih karena ia tidak memiliki informasi yang sama dengan peserta diskusi lainnya. Informasi juga dapat menjadi cues untuk mempersepsikan sesuatu.
  1. Kebutuhan
Seseorang akan cenderung mempersepsikan sesuatu berdasarkan kebutuhannya saat itu. Contoh sederhana, seseorang akan lebih peka mencium bau masakan ketika lapar daripada orang lain yang baru saja makan.
  1. Pengalaman masa lalu
Sebagai hasil dari proses belajar, pengalaman akan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsikan sesuatu. Pengalaman yang menyakitkan ditipu oleh mantan pacar, akan mengarahkan seseorang untuk mempersepsikan orang lain yang mendekatinya dengan kecurigaan tertentu. Contoh lain yang lebih ekstrim, ada orang yang tidak bisa melihat warna merah [dia melihatnya sebagai warna gelap, entah hitam atau abu-abu tua] karena pernah menyaksikan pembunuhan. Di sisi lain, ketika seseorang memiliki pengalaman yang baik dengan bos, dia akan cenderung mempersepsikan bosnya itu sebagai orang baik, walaupun semua anak buahnya yang lain tidak senang dengan si bos.
  1. Faktor Ekspektansi
Faktor ini adalah factor yang sangat dominan dari si penerima informasi sendiri. Ekspektansi ini memberikan oleh faktor-faktor psikologis. Faktor psikologis ini bahkan terkadang lebih menentukan  kerangka berpikir atau perceptual set atau mental set tertentu yang menyiapkan seseorang untuk mempersepsi dengan cara tertentu. Mental set ini dipengaruhi oleh beberapa hal.
Faktor psikologis lain yang juga penting dalam persepsi adalah berturut-turut: emosi ,impresi dan konteks.
  1. Emosi
Emosi akan mempengaruhi seseorang dalam menerima dan mengolah informasi pada suatu saat, karena sebagian energi dan perhatiannya (menjadi figure)  adalah emosinya tersebut. Seseorang yang sedang tertekan karena baru bertengkar dengan pacar dan mengalami kemacetan, mungkin akan mempersepsikan lelucon temannya sebagai penghinaan.
  1. Impresi
Stimulus yang salient / menonjol, akan lebih dahulu mempengaruhi persepsi seseorang. Gambar yang besar, warna kontras, atau suara yang kuat dengan pitchtertentu, akan lebih menarik seseorang untuk memperhatikan dan menjadi fokus dari persepsinya. Seseorang yang memperkenalkan diri dengan sopan dan berpenampilan menarik, akan lebih mudah dipersepsikan secara positif, dan persepsi ini akan mempengaruhi bagaimana ia dipandang selanjutnya
  1. Konteks
Walaupun faktor ini disebutkan terakhir, tapi tidak berarti kurang penting, malah mungkin yang paling penting. Konteks bisa secara sosial, budaya atau lingkungan fisik. Konteks memberikan ground yang sangat menentukan bagaimana figuredipandang. Fokus pada figure yang sama, tetapi dalam ground yang berbeda, mungkin akan memberikan makna yang berbeda.



Selain itu ada pula faktor lain, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
  • Faktor Internal
Faktor internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu, misalnya sikap, kebiasaan, dan kemauan. Faktor internal  yang mencakup beberapa hal antara lain :
  • Fisiologis
 Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda.
  • Perhatian
Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada pada suatu obyek. Energi tiap orang berbeda-beda sehingga perhatian seseorang terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek.
  • Minat
Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada seberapa banyak energi atau perceptual vigilance yang digerakkan untuk mempersepsi. Perceptual vigilance merupakan kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat.
  • Kebutuhan yang searah
Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang individu mencari obyek-obyek atau pesan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan dirinya.
  • Pengalaman dan ingatan
Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan dalam arti sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas.
  • Suasana hati
Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood ini menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat.

  • Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik dari linkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya. Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi stimulus itu sendiri, baik sosial maupun fisik. Elemen-elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana seseoarang merasakannya atau menerimanya. Sementara itu faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi adalah :
  • Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus. Faktor ini menyatakan bahwa semakin besarnya hubungan suatu obyek, maka semakin mudah untuk dipahami. Bentuk ini akan mempengaruhi persepsi individu dan dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek individu akan mudah untuk perhatian pada gilirannya membentuk persepsi.
  • Warna dari obyek-obyek. Obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih banyak, akan lebih mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan dengan yang sedikit.
  • Keunikan dan kekontrasan stimulus. Stimulus luar yang penampilannya dengan latarbelakang dan sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan individu yang lain akan banyak menarik perhatian.
  • Intensitas dan kekuatan dari stimulus. Stimulus dari luar akan memberi makna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa mempengaruhi persepsi.
  • Motion atau gerakan. Individu akan banyak memberikan perhatian terhadap obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan obyek yang diam.

Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu memandang pada satu benda yang sama, mereka dapat mempersepsikannya berbeda-beda. Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang memutar-balikkan persepsi. Faktor-faktor ini dari :
1) Pelaku persepsi (perceiver)
2) Objek atau yang dipersepsikan
3) Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan
Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja, mesin atau gedung, persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan orang tersebut. Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak mempunyai keyakinan, motif atau maksud seperti yang ada pada manusia. Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu. Oleh karena itu, persepsi dan penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu(Robbins,2003).
Gilmer (dalam Hapsari, 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor belajar, motivasi, dan pemerhati perseptor atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi. Dan karena ada beberapa faktor yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi, maka kesan yang diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain.Oskamp (dalam Hamka, 2002) membagi empat karakteristik penting dari faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi, yaitu:
  1. Faktor-faktor ciri dari objek stimulus.
  2. Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi, minat.
  3. Faktor-faktor pengaruh kelompok.
  4. Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural.
Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural. Faktor fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal. Misalnya kebutuhan individu, usia, pengalaman masa lalu, kepribadian,jenis kelamin, dan hal-hal lain yang bersifat subjektif. Faktor struktural adalah faktor di luar individu, misalnya lingkungan, budaya, dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang dalam mempresepsikan sesuatu.
Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan, bahwa persepsi dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal, yaitu faktor pemersepsi (perceiver), obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan.
  • Faktor Personal
Persepsi bukan hanya ditentukan oleh jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respons pada stimuli tersebut. ketika di perlihatkan suatu gambar pada orang lapar dengan orang yang kenyang, maka orang lapar akan menanggapi gambar sebagai makanan, daripada orang yang tidak lapar. Krech dan Crutchfield (Rakhmat, 2003) merumuskan dalil “persepsi bersifat selektif secara fungsional”, artinya objek-objek yang mendapat tekaanan dalam persepsi individu biasanya merupakan objek-objek yang memenuhi tujuan individu tersebut. Hal ini dipengaruhi oleh:
  1. kebutuhan
  2. suasana mental
  3. suasana mental
  4. latar belakang budaya
  5. kerangka rujukan


  • faktor Struktural
Persepsi dipengaruhi oleh hal-hal yang berasal dari sifat stimuli fisik dan efek-efek syaraf yang ditimbulkannya pada sistem syaraf individu. apabila kita memersepsikan sesuatu, menurut aliran “GESTATL” kita memersepsinya sebagai suatu keseluruhan (rakhmat,2003). Berbagai cara menyusun stimuli dikenal dengan Hukum Gestalt (yang dikemukakan oleh sekelompok psikolog aliran gestalt). Gestalt artinya kesulurah atau konfigurasi.Ide dasarnya adalah bahwa stimuli dikelompokkan menjadi pola yang paling sederhana yang memilki arti.
Tiga prinsip utamanya adalah
  1. prinsip kedekatan
  2. prinsip kesamaan
  3. prinsip kelengkapan
Faktor lainnya yang memengaruhi persepsi, yakni perhatian.
  • Perhatian (Attention)
Perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesdaran pada saat stimuli lainnya melemah (Kenneth E. Andersen)
  • Faktor Eksternal Penarik Perhatian
Hal ini ditentukan oleh faktor-faktor situasional personal. Faktor situasional terkadang disebut sebagai determinan perharian yang bersifat eksternal atau penarik perhatian (attention getter) dan sifat-sifat yang menonjol, seperti :
  • Gerakan (Movement) secara visual tertarik pada objek-objek yang bergerak.
  • Intensitas Stimuli (Stimulus Intensity), kita akan memerharikan stimuli yang menonjol dari stimuli yang lain
  • Kebaruan (Novelty), hal-hal yang baru dan luar biasa, yang beda, akan menarik perhatian.
  • Perulangan (Repeatation), hal-hal yang disajikan berkali-kali bila deisertai sedikit variasi akan menarik perhatian.


  • Faktor Internal Penarik Perhatian
Apa yang menjadi perhatian kita lolos dari perhatian orang lain, atau sebaliknya. Ada kecenderungan kita melihat apa yang ingin kita lihat, dan mendengar apa yang ingin kita dengar. Perbedaan ini timbul dari faktor-faktor yang ada dalam diri kita. Contoh-contoh faktor yang memengaruhi perhatian kita adalah :
  • Faktor-faktor Biologis
  • Faktor-faktor Sosiopsikologis.
  • Motif Sosiogenis, sikap, kebiasaan , dan kemauan, memengaruhi apa yang kita perhatikan.
Kenneth E. Andersen, menyimpulkan dalil-dalil tentang perhatian selektif yang harus diperhatikan oleh ahli-ahli komunikasi.
  1. Perhatian itu merupakan proses aktif dan dinamis, bukan pasif dan refleksif.
  2. Kita cenderung memerhatikan hal-hal tertentu yang penting, menonjol, atau melibatkan kita.
  3. Kita menaruh perhatian kepada hal-hal tertentu sesuai dengan kepercayaan, sikat, nilai, kebiasaan, dan kepentingan kita.
  4. Kebiasaan sangat penting dalam menentukan apa yang menarik perhatian, tetapi juga apa yang secara potensial akan menarik perhatian kita.
  5. Dalam situasi tertentu kita secara sengaja menstrukturkan perilaku kita untuk menghindari terpaan stimuli tertentu yang ingin kita abaikan
  6. Walaupun perhatian kepada stimuli berarti stimuli tersebut lebih kuat dan lebih hidup dalam kesadaran kita, tidaklah berarti bahwa persepi kita akan betul-betul cermat.
  7. Perhatian tergantung kepada kesiapan mental kita,
  8. Tenaga-tenaga motivasional sangat penting dalam menentukan perhatian dan persepsi.
  9. Intesitas perhartian tidak konstan
  10. Dalam hal stimuli yang menerima perhatian, perhatian juga tidak konstan.
  11. Usaha untuk mencurahkan perhatian sering tidak menguntungkan karena usaha itu sering menuntut perhatian
  12. Kita mampu menaruh perhatian pada berbagai stimuli secara serentak.
  13. Perubahan atau variasi sangat penting dalam menarik dan memertahankan perhatian
  • Teori Persepsi
Perubahan dalam pemenuhan kebutuhan manusia sangat dipengaruhi oleh persepsi individu yang berbeda antara satu dengan yang lain. Hal ini akan membawa konsekuensi terhadap permasalahan keperawatan yang ditegakan pada setiap individu. Meskipun sumber masalah yang dihadapinya sama, akan tetapi setiap individu memiliki persepsi dan respon yang berbeda-beda.
Krech dan Crutchfield merumuskan dalil persepsi, menjadi empat bagian :
  1. Dalil persepsi 1 yakni Persepsi bersifat selektif secara fungsional. Berarti objek-objek yang mendapatkan tekanan dalam persepsi kita biasanya objek-objek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi
  2. Dalil persepsi 2 yakni Medan perceptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan diberi arti. Kita mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteksnya. Walaupun stimuli yang kita terima itu tidak lengkap, kita akan mengisinya dengan interprestasi yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang kita persepsi.
  3. Dalil persepsi 3 yakni Sifat-sifat perseptual dan kognitif dari substruktur ditentukan pada umumnya oleh sifat-sifat struktur secara keseluruhan. Jika individu dianggap sebagai anggota kelompok, semua sifat individu yang berkaitan dengan sifat kelompok akan diperngaruhi oleh keanggotaan kelompolmua dengan efek berupa asimilasi atau kontras.
  4. Dalil persepsi 4 yakni Objek atau peristiwa yang berdekatan dalam ruang dan waktu atau menyerupai satu sama lain, cenderung ditanggapi sebagai bagian dari struktur yang sama. Dalil ini umumnya betul-betul bersifat structural dalam mengelompokkan objek-objek fisik, seperti titik, garis, atau balok.


  • Perubahan persepsi
  1. Halusinasi
      Pencerapan tanpa adanya rangsang apapun pada panca indera seorang pasien, yang terjadi dalam keadaan sadar/bangun.
  1. Ilusi
   Interpretasi atau penilaian yang salah tentang pencerapan yang sungguh terjadi pada panca indera, misal bunyi angin didengarnya seperti dipanggil nama, bayangan daun dilihat seperti orang.

  1. Depersonalisasi
Perasaan aneh tentang dirinya atau perasaan bahwa pribadinya sudah tidak seperti biasa lagi, seperti  pengalaman diluar tubuh, salah satu bagian tubuhnya bukan kepunyaannya lagi.
  1. Derealisasi
Perasaan aneh tentang lingkungannya yang tidak sesuai dengan kenyataan, misal: merasakan segala sesuatu seperti dalam mimpi
  1. Gangguan somatosensorik pada reaksi konversi
            Misal: anastesi, parastesi, gg penglihatan, perasaan nyeri, makropsia/mikropsia
  1. Gangguan psikofisologik
 Gejala atau gangguan pada bagian tubuh yang disebabkan oleh gangguan emosi, misal: pada kulit urtikaria, pada otot dan tulang LBP, pada pernafasan timbul sesak/asma, padajantung terjadi palpitasi, pencernaan mual/muntah diare, perkemihan sering berkemih, mata berkunang2, telinga tinitus
  1. Agnosia
 Ketidakmampuan untuk mengenal dan mengartikan pencerapan sebagai akibat kerusakan otak.

  • Amplikasi Persepsi Melalui Panca Indera
Beragam stimulus tersebut merupakan dasar dalam pembentukan persepsi yang datang dari banyak sumber melalui:
1)      – Indera penglihatan (visual)
2)      – Indera pendengaran (auditori)
3)      – Indera perabaan (taktil)
4)      – Indera penciuman (olfaktori)
5)      – Indera pengecap/rasa (gustatori)

  • Persepsi melalui indera penglihatan  
Mata hanyalah merupakan salah satu alat atau bagian yang menerima stimulus, dan stimulus ini dilangsungkan oleh syaraf sensoris ke otak, hingga akhirnya individu dapat menyadari apa yang dilihat. Secara alur dapat dikemukakan bahwa proses persepsi berlangsung sebagian berikut :
  1. Stimulus mengenai alat indera, ini merupakan yang bersifat kealamaan ( fisis)
  2. Stimulus kemudian dilangsungkan ke otak oleh syaraf sensoris, proses ini merupakan proses fisiologi
  3. Di otak sebagian pusat susunan urat syaraf terjadilah proses yang akhirnya individu dapat menyadari atau mempersepsikan tentang apa yang diterima melalui alat indera.proses yang terjadi dalam otak ini merupakan proses psiklogi

  • Persepsi melalui indera pendengaran
            Telinga dapat dibagi atas beberapa bagian yang masing-masing mempunyai fungsi atau tugas sendiri-sendiri, yaitu :
  1. Telinga bagian luar : merupakan bagian yang menerima stimulus dari luar.
  2. Telinga bagian tengah : merupakan bagian yang meneruskan stimulus yang diterima oleh telinga bagian luar, jadi bagian ini merupakan transformer.
  3. Telinga bagian dalam : merupakann reseptor yang sensitif yang merupakan saraf-saraf penerima.
Apabila individu dapat menyadari apa yang di dengar, maka individu dapat mempersepsikan apa yang didengar, dan terjadilah suatau pengamatan atau persepsi.

  • Persepsi  Melalui Indera Penciuman
Sel-sel peneriama atau reseptor bau terletak dalam hidung sebelah dalam. Stimulusnya berujud benda-benda yang bersifat khemis atau gas yang dapat menguap, dan mengenai alat-alat penerima yang ada dalam hidung, kemudian diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak, dan sebagai respons dari stimulus tersebut orang dapat menyadari apa yang diciumnya yaitu bau diciumnya.

  • Persepsi Melalui Indera pengecap  
Indera pengecapan terdapat di lidah.stimulusnya merupakan benda cair.zat cair itu mengenai ujung srl penerima yang terdapat pada lidah, yang kemudian dilangsungkan oleh syaraf sensoris ke otak, hingga akhirnya orang dapat menyadari atau mempersepsikan tentang apa yang dicecap itu. Memgenai rasa ini ada 4 macam  :
Pahit, manis, asin, asam

  • Persepsi Melalui Indera Kulit
            Indera ini dapat merasakan rasa sakit, raabaan, tekanaan dan temperature.Tetapi tidak semua bagian dari kulit dapat menerima rasa-rasa ini Cuma pada bagian tertentu saja yang dapat meneriama stimulus-stimulustertentu.Serta stimulus yang dapat menimbulkan rasa sakit dapat bersifat khemis maupun electrical dan sebangsanya yang pada pokoknya stimulus itu cukup kuat menimbulkan kerusakan pada kulit, dan hal ini menimbulkan rasa sakit.

Tabel Panca indera
Indera
Stuktur
Stimulus
Reseptor
Penglihatan
Mata
Gelombang cahya
Sel batang dan sell kerucut
Pendengaran
Telinga
Gelombang suara
Sel-sel rambut
Perasa/ pengecapan
Lidah
Senyawa kimia
Ujung saraf perasa
Penciuman
Hidung
Senyawa kimia
Sel-sel rambut
Peraba
Kulit
Tekanan
Sel-sel saraf




  • Proses Sensasi
Stimulus à sel reseptor pada organ indera à syaraf sensoris à otak à individu menyadari adanya stimulus tersebut.
Intensitas stimulus terkecil yang harus ada agar suatu stimulus dapat dideteksi disebut dengan absolute treshold (ambang batas mutlak). Ambang batas stimulus diatas diukur dalam kondisi ideal, secara umum kita tidak dapat mendeteksi stimulus karena keberadaan noise. Noise adalah stimulus latar yang mengganggu persepsi terhadap stimulus lain. Noise tidak hanya berupa stimulus auditoris tapi juga stimulus visual, pencecap dan lain-lain.
Kemampuan untuk mendeteksi stimulus tidak hanya tergantung pada sifat fisik stimulus tapi juga dipengaruhi oleh faktor psikologis. Ada sebuah teori yang berusaha menjelaskan faktor psikologis yang mempengaruhi pengambilan keputusan apakah suatu stimulus ada atau tidak, yaitu Teori Deteksi Sinyal.
Teori ini menyatakan bahwa seseorang dalam mendeteksi ada/tidaknya stimulus kemungkinan melakukan salah satu macam kesalahan dari dua kesalahan berikut:
  1. melaporkan bahwa suatu stimulus ada tapi sebenarnya tidak ada
  2. melaporkan bahwa suatu stimulus tidak ada meski sebenarnya ada
Adapun faktor psikologis yang mempengaruhi adalah harapan dan motivasi serta karakteristik tugas. Kehidupan sehari-hari kita sering melibatkan aktivitas memilih/membandingkan stimulus, misal ketika membeli buah-buahan, belanja barang-barang yang didiskon, dan sebagainya.
Ini melibatkan suatu fenomena yang disebut jnd (just noticeable differences) ataudifference treshold, yaitu perbedaan terkecil yang masih dapat dideteksi antara dua stimulus. Kita selalu dipaparkan pada stimulus yang beraneka ragam. Sebagian dari stimulus tersebut ada stimulus sejenis yang secara terus menerus menerpa diri kita sehingga kita menjadi kurang menyadari keberadaannya. Contoh tinggal di pinggir rel kereta api akan selalu mendengar suara kereta api lewat.  Awalnya terdengar memekakkan telinga tapi lama-lama terdengar biasa saja.
Hal ini merupakan fenomena yang disebut adaptasi sensoris. Adaptasi sensoris adalah penyesuaian pada kemampuan sensoris setelah terpapar pada suatu stimulus secara terus menerus. Sebagaimana diketahui, sel reseptor pada organ indra kita sangat peka terhadap perubahan. Stimulasi yang konstan tidak efektif untuk menimbulkan reaksi. Adaptasi sensoris terjadi pada semua indra.
 https://maharanidhea21.wordpress.com/2014/09/09/makalah-psikologi-sensasi-dan-persepsi/

SENSASI & PERSEPSI


19 May 2012 - dalam Psikologi Umum II Oleh ratih-f-a-fpsi05

Kita memperoleh pengetahuan mengenai dunia sekeliling kita, pertama-tama melalui penginderaan. Stimulus yang intensitasnya di atas level tertentu mengaktifkan reseptor (sel penerima rangsang) pada indera kita, hingga terjadilah sensasi yang memungkinkan terjadinya persepsi.
A. Sensasi  
Sensasi berasal dari kata “sense” yang artinya alat pengindraan, yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Menurut Dennis Coon, “Sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang  tidak memerlukan penguraian verbal. Simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera.”
Sensasi meliputi fungsi visual, audio, penciuman dan pengecapan, serta perabaan, keseimbangan dan kendali gerak. Kesemuanya inilah yang sering disebut indera. Jadi dapat dikatakan bahwa sensasi adalah proses manusia dalam dalam menerima informasi sensoris ( energi fisik dari lingkungan ) melalui penginderaan dan menerjemahkan informasi tersebut menjadi sinyal-sinyal “neural” yang bermakna. 
Misalnya, ketika seseorang melihat (menggunakan indera visual, yaitu mata) sebuah benda berwarna merah, maka ada gelombang cahaya dari benda itu yang ditangkap oleh organ mata, lalu diproses dan ditransformasikan menjadi sinyal-sinyal di otak, yang kemudian diinterpretasikan sebagai  warna merah”.
Dalam proses penerimaan informasi, alat indera merupakan faktor yang menentukan, karena setiap stimuli yang datang dari luar diri kita ditangkap melalui alat indera. Proses menangkap stimuli melalui alat indera ini disebut proses sensasi.
Dalam ungkapan lain sensasi ialah penerimaan stimulus lewat alat indra, sedangkan persepsi adalah menafsirkan stimulus yang telah ada di dalam otak” (Mahmud, 1990:14). Meskipun alat untuk menerima stimulus serupa pada setiap individu, interpretasinya berbeda. Kita mengenal lima alat indera atau pancaindera. Kita mengelompokannya pada tiga macam indera penerima, sesuai dengan sumber informasi. Sumber informasi boleh berasal dari dunia luar (eksternal) atau dari dalam diri (internal). Informasi dari luar diindera oleh eksteroseptor (misalnya, telinga atau mata). Informasi dari dalam diinderai oleh ineroseptor (misalnya, system peredaran darah). Gerakan tubuh kita sendiri diinderai oleh propriseptor (misalnya, organ vestibular).
Jadi, sensasi merupakan penerimaan stimulus (rangsangan) melalui indera, dan sensasi lebih cenderung hubungannya dengan perasaan. Dan alat penginderaan itulah yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Sensasi itu sebagai proses atau pengalaman elementer yang timbul apabila satu perangsang merangsang satu reseptor atau proses merasakan.
Macam-macam sensasi
1. Penglihatan
Alat penginderaannya yaitu mata, dengan melalui penglihatan individu bisa melihat keindahan atau kejelekan di lingkungannya, serta mata adalah salah satu instrumen manusia untuk menerima informasi pada tahap awal dan mata adalah jendela yang menghubungkan manusia dengan dunia. Misalnya,  melihat rambu-rambu lalu lintas dan sebagainya.
2. Pendengaran
Sensasi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga. Pendengaran adalah kemampuan untuk mengenali suara pada manusia dan binatang bertulang belakang, hal ini dilakukan terutama oleh sistem pendengaran yang terdiri dari telinga, syaraf-syaraf, dan otak. Melalui indera pendengaran ini kita bisa membedakan suara-suara yang keras, lemah dan lembut dari suatu dialog percakapan, atau mendengarkan nada-nada musik yang indah. Indra yang digunakan untuk mendengarkan adalah telinga yang akan terstimulasi oleh adanya gelombang suara.
3. Peraba
Alat penginderaannya yaitu kulit, dengan alat perabaan inilah kita bisa merasakan permukaan benda yang halus atau yang kasar, basah mauun kering. Dengan perabaan ini pula kita dapat merasakan rasa sakit apabila tersentuh benda tajam atau kasar. 
4.  Pengecap
  • Alat penginderaannya yaitu lidah, Lidah merupakan bagian tubuh penting untuk indra pengecap yang terdapat kemoreseptor (bagian yang berfungsi untuk menangkap rangsangan kimia yang larut pada air) untuk merasakan respon rasa asin, asam, pahit dan rasa manis. Tiap rasa pada zat yang masuk ke dalam rongga mulut akan direspon oleh lidah di tempat yang berbeda-beda. Letaknya yaitu pada :
  •  Rasa Asin = Lidah Bagian Depan
  • Rasa Manis = Lidah Bagian Tepi
  • Rasa Asam = Lidah Bagian Samping
  •  Rasa Pahit = Lidah Bagian Belakang
5. Penciuman 
Alat penginderaannya yaitu hidung, dengan alat penciuman itu kita dapat membedakan mana yang wangi dan mana yang bau. Misalnya ketika seseorang memakai parfum akan tercium wanginya, tapi ketika mobil sampah lewat maka akan tercium/menyengatnya bau yang tidak sedap seperti bau busuk.

 B. Persepsi
Persepsi (perception) merupakan konsep yang sangat penting dalam psikologi, kalau bukan dikatakan yang paling penting. Melalui persepsilah manusia memandang dunianya. Apakah dunia terlihat “berwarna” cerah, pucat, atau hitam, semuanya adalah persepsi manusia yang bersangkutan. Persepsi harus dibedakan dengan sensasi [sensation]. Yang terakhir ini merupakan fungsi fisiologis, dan lebih banyak tergantung pada kematangan dan berfungsinya organ-organ sensoris.
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Sensasi adalah bagian dari persepsi. Persepsi, seperti juga sensasi ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional. Faktor lainnya yang memengaruhi persepsi, yakni perhatian.
Menurut pendapat beberapa ahli adapun pengertian persepsi adalah : Slameto
( 2003 : 102 ) menyatakan :
“ Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan dan informasi di dalam otak manusi. Informasi dan pesan yang diterima tersebut muncul dalam bentuk stimulus yang merangsang otak untuk mengolah lebih lanjut yang kemudian mempengaruhi seseorang dalam berperilaku”
Stimulus yang diterima manusia merupakan perwujudan dari apa yang telah dialaminya. Rakhmat (2005: 51) juga mengungkapkan bahwa :
“Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa dan hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan peran”
Dapat kita simpulkan bahwa persepsi adalah tanggapan atau pendapat seseorang tentang suatu objek yang sangat menentukan perilakunya terhadap objek tersebut. Persepsi seseorang terhadap rangsangan atau stimulus yang diterimanya akan bebeda satu sama lainnya.
Faktor – faktor yang mempengaruhi persepsi
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi persepsi diantaranya :
1. Ketersediaan informasi sebelumnya; ketiadaan informasi ketika seseorang menerima stimulus yang baru bagi dirinya akan menyebabkan kekacauan dalam mempersepsi. Oleh karena itu, dalam bidang pendidikan misalnya, ada materi pelajaran yang harus terlebih dahulu disampaikan sebelum materi tertentu. Seseorang yang datang di tengah-tengah diskusi, mungkin akan menangkap hal yang tidak tepat, lebih karena ia tidak memiliki informasi yang sama dengan peserta diskusi lainnya. Informasi juga dapat menjadi cues untuk mempersepsikan sesuatu.
2. Kebutuhan; seseorang akan cenderung mempersepsikan sesuatu berdasarkan kebutuhannya saat itu. Contoh sederhana, seseorang akan lebih peka mencium bau masakan ketika lapar daripada orang lain yang baru saja makan.
3.  Pengalaman masa lalu; sebagai hasil dari proses belajar, pengalaman akan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsikan sesuatu. Pengalaman yang menyakitkan ditipu oleh mantan pacar, akan mengarahkan seseorang untuk mempersepsikan orang lain yang mendekatinya dengan kecurigaan tertentu. Contoh lain yang lebih ekstrim, ada orang yang tidak bisa melihat warna merah dia melihatnya sebagai warna gelap, entah hitam atau abu-abu tua] karena pernah menyaksikan pembunuhan. Di sisi lain, ketika seseorang memiliki pengalaman yang baik dengan bos, dia akan cenderung mempersepsikan bosnya itu sebagai orang baik, walaupun semua anak buahnya yang lain tidaksenangdengansibos.

 Ciri-Ciri Umum Persepsi
Pengindraan terjadi dalam suatu konteks tertentu, konteks ini disebut sebagai dunia persepsi. Agar dihasilkan suatu pengindraan yang bermakna, ada ciri-ciri umum tertentu dalam dunia persepsi:
1.       Modalitas: rangsang-rangsang yang yang diterima harus sesuai dengan modalitas tiap-tiap indra, yaitu sifat sensoris dasar dan masing-masing indra (cahaya untuk penglihatan, bau untuk penciuman, bunyi untuk pendengaran, permukaan bagi peraba dan sebagainya).
2.      Dimensi ruang: dunia persepsi mempunyai sifat ruang (dimensi ruang), kita dapat mengatakan atas bawah, tinggi rendah, luas sempit, latar depan latar belakang, dan lain-lain.
3.      Dimensi waktu: dunia persepsi mempunyai dimensi waktu seperti; cepat lambat, tua muda, dan lain-lain.
4.      Struktur konteks, keseluruhan yang menyatu: obyek-obyek atau gejala-gejala dalam dunia pengamatan mempunyai struktur yang menyatu dengan konteksnya. Struktur dan konteks ini merupakan keseluruhan yang menyatu.
5.      Dunia penuh arti: dunia persepsi adalah dunia penuh arti. Kita cenderung melakukan pengamatan atau persepsi pada gejala-gejala yang mempunyai makna bagi kita, yang ada hubunganya dalam diri kita.

Referensi:
1.      Jalaluddin Rahmat. 2008. Psikologi Komunikasi. : Bandung Remaja Rosdakarya .
2.      Slameto. 2003. Belajar dan Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.
3.      Alex Sbur, Psikologi Umum, CV. Pustaka Setia, Bandung, 2003.
4.   http://id.wikipedia.org/wiki/Persepsi#Pembedaan_dengan_sensasi